SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AL-MUJTAHID KOTA PONTIANAK KALIMANATAN BARAT
Asrama Putra |
A.
Latar
Belakang
Pondok pesantren Al- Mujtahid
merupakan salah satu pondok pesantren yang berada di Kota Pontianak, Pesantren
ini terletak di Parwasal Dalam Siantan Kecamatan Pontianak Utara. Pesantren
yang didirikan oleh KH. Nasir Yasin dari Madura Jawa Timur. Pada awal
berdirinya pesantren ini didasari oleh keresahan kiai Nasir melihat kondisi
masyarakat yang jauh dari ajaran agama Allah SWT, pada mulanya pendidikan yang
di rintis hanya dirumah, dan kemudian dari rumah inilah menjadi surau, masjid,
dan madrasah diniyah sehingga terbentuklah pesantren.
Kiai Nasir merintis pesantrenya
pada tahun 1960an di Kota Singkawang, model yang di terapkan Kiai Nasir Yasin
tidaklah mendirikan lembaga namun, beliau memcetak genarasi – genarsi di
kampung atau tempat itu kemudian dipilih salah satu diatara mereka untuk di
tunjuk sebagai ketua, hampir semua daerah di Kalimantan Barat ini, di singgahi
oleh KH Nasir Yasin seperti Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Sangau,
Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (dulu Kab Pontianak).
Pada saat ini, Pondok Pesantren
Al – Mujtahid diteruskan oleh KH. Syarif Hidayatullah. Beliau putra ketiga dari
alm kiai Nasir Yasin, dengan tidak mengubah apa yang diterapkan oleh
pendirinya, kurikulum yang masih salafiyah dan suasana tradisional yang masih
kental namun, seiring perkembangan dan tuntutan zaman, maka lembaga ini
mengembangkan sayapnya untuk mendirikan lembaga formal seperti Madrsah Diniyah,
Paud, MI, MTs, dan MA.
Pondok Pesantren
ini mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman, terutama dengan
adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan Pondok
Pesantren bukan berarti hilang kekhasannya namun, lebih dari itu pesantren
sebagai lembaga Islam berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.
Pesantren Al- Mujtahid
tidak serta merta berdiri kokoh, pada sisi lain, pesantren ini mengalami
berbagai dinamika, mulai dari perkembangan pendidikan sampai pada keberadaan
lembaganya. Hal ini karena penerapan dan cara KH Nasir Yasin yang berbeda
dengan metode yang ada, pada umumnya pendiri pesantren langsung mendirikan
tempat dan sarana untuk belajar, lain halnya apa yang dilakukan oleh KH Nasir
Yasin, beliau menggunakan metode pengorganisasian.
Pola pendidikan
yang diterapkan oleh KH. Nasir Yasin, ialah mengorganisir para calon santrinya
denagan cara mengikuti apa yang mereka lakukan, setelah masuk dalam kelompok
mereka kemudian kyai Nasir Yasin menjalankan misinya untuk menanamkan nilai –
nilai Islam pada masyarakat tersebut. Kemudian KH. Nasir Yasin mendirikan
musholla, masjid dan lembaga pendidikan diniyah.
Taman Pondok Pesantren Putra |
Keberadaan Pondok
Pesantren Al – Mujtahid dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi, sehingga perkembangan
pesantren tidak lepas dari adanya dukungan dari masyarakat dan alumni, namun
demikian banyaknya alumni kiai Nasir Yasin yang tersebar ternyata tidak terlalu
signifikan dalam perkembangan pesantren ini, karena para alumni tua itu
menganggap keberadaan Pesantren Al - Mujtahid sudah tiada sejak kiai Nasir Wafat.
Pentas Drama Santri Nakal Yang Bertaubat |
Stagnasi pesantren
Al – Mujtahid terjadi sejak tahun 1998, karena generasi kiai Nasir Yasin yang
masih muda dan tidak tersedianya pesantren, yang ada hanya surau sehingga
pesantren Al – Mujtahid dinyatakan tutup. Kondisi ini berjalan sampai pada
tahun 2004, atas gagasan KH. Syarif Hidayatullah maka Al – Mujtahid harus
tumbuh dan menjadi wadah bagi masyarakt dalam rangka mencari ilmu.
KH. Syarif Hidayatullah dalam
mengembangkan Pesantren Al-Mujtahid, melakukakan hal yang sama ketika KH. Nasir
mendirikan pondok pesantren dulu, melalui pengajian dari rumah kerumah,
Musholla dan masjid serta membentuk khotmil Qur’an, dari kegiatan ini alumni
dari santri KH. Nasir mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Putra ketiga Kyai
Nasir, untuk mengumpulkan santri dan alumni Kyai Nasir, Kyai Hidayat demikian
sapaannya menggelar pengajian dan haul kyai Nasir, dengan media itulah kyai
Dayat mengawali berdirinya Pondok pesantren yang dulu sempat berjaya pada era
70 dan 80 an.
Kyai Hidayat atas desakan masyrakat
mendirikan Musholla sebagai sarana untuk belajar, musholla yang didirikan jauh
dari pemukiman masyarakat ini banyak orang yang optimis atas berdirinya
Musholla ini, namun berkat kegigihan dari Kyai Hidayat dan para santri sepuh
bertekad untuk menjadikan Musholla sebagai tonggak dan cikal bakal berdirinya
Al-Mujtahid yang baru.
Pentas Drama Shobat Bilal |
Pada tahun 2006 Musholla dengan
gaya Madura dan dipadu dengan ornamen suku-suku melayu,bugus dan dayak ini
cukup menarik perhatian masyarkat sekitar. Musholla dengan terbuka memcirikan
langgar yang ada di Madura, ukiran-ukiran yang dinominasi oleh warna kuning dan
dua tong yang ada disisi kanan dan kiri sebagai simbol masyarakat Dayak.
Dari kegiatan musholla ini, Kyai
Hidayat berinisiatif mendirikan lembaga pendidikan Formal, lembaga formal yang
pertama kali didirikan adalah Madrasah Tsanawiayah (MTs) Al- Mujtahid, dengan
jumlah murid 20 orang, ini merupakan jumlah yang fantastis untuk pemula,
kemudian setelah berlangsung selama dua tahun berdirilah Madrasah Ibtidaiyah
(MIS) Al- Mujtahid, dan setelah menampatkan pada tahun pertama, berdirilah
Madrasah Aliyah (MAS) Al-Mujtahid.
Uijian Kelulusan Kelas Enam Diniyah |
B.
Visi
Misi
Visi
ü Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang Terdepan
dalam Mencetak Generasi Qur-ani dan Da'i-Da'i Robbani.
ü Membina santri/anak didik menjadi ulama dan
para profesional yang berdedikasi dan peduli terhadap umat.
Misi
ü Transfer ilmu pengetahuan
ü Menanamkan nilai-nilai Islam melalui tahsin, tafhim, tahfidz dan tathbik Al
Qur-an dan Al Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
ü Memberikan pencerahan terhadap kondisi sosial keagamaan masyarakat dan
pemahaman mereka terhadap Islam.
T u j u a n
1. Membentuk anak-anak shaleh yang mandiri,
trampil dan kreatif dengan kriteria :
a. Hafal dan dekat dengan Al Qur-an dan Al Hadits.
b. Beraqidah Shahihah, Beramal Shalihah & Berfikir Ilmiyah.
c. Berakhlak mulia.
d. Giat bekerja dan berbadan sehat.
e. Berwawasan baik.
f. Berguna bagi masyarakat.
g. Mampu menjadi diri sendiri.
2. Ikut berpartisipasi dalam rangka mencerdaskan hidup berbangsa dan
bernegara.
3. Membina potensi ruhiyah-batiniyah masyarakat dalam rangka menegakkan amar
ma'ruf & nahi munkar.
Menyalurkan, mengembangkan, memfasilitasi dan mengorganisir berbagai
potensi umat
C.
Profil Pondok
1.
Identitas
Lembaga
1.
Nama : PONDOK PESANTREN SALAFIYAH AL-MUJTAHID
2.
Pimpinan : KH. Syarif
Hidayatullah
3.
Status : Terdaftar dengan No. Statistik : 510061710022
4.
Alamat : Jl. M. Khotib
Parwasal Dalam RT. 005 RW. 024 Kel. Siantan TengahKec. Pontianak Utara Kota
Pontianak Prop. Kalimantan BaratKode Pos
: 78234 HP : 081352226001 / 081352226002
5.
Induk
Organisasi :
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DAN DAKWAH
6.
Pimpinan : KH. Syarif Hidayatullah Azmatkhan
7.
Luas Bangunan : 1.238 M2
Luas Lahan : 1500 Hektar
2.
Struktur
Pondok
Pimpinan Lembaga : KH. Syarif
Hidayatullah, AZ
Wakil Pimpinan Lembaga : Qomaruzaman Nasir, S.Pd.I
Sekretaris : Muhammad Shodiq
Bendahara : Ny. Nurhayati
Mudir Ma’had : Husni Mubarok
Naib Mudir Ma’had : Darul Khoir
Kepala Madrasah Diniyah : Abdus Syakur
Wakil Madrasah Diniyah : Mahfud. S.Sos
Kepala Madrasah Ibtidaiyah : Sinam, S.Pd.I
Kepala Madrasah Tsanawiyah : Asmari Safar, S.Pd.I
Kepala Madrasah Aliyah : Sumardi Al-Karibi, S.Pd.I
Santri : Putra-Putri
Al-Mujtahid
3.
Kurikulum
a.
Pendidikan
Sekolah
1.
Madrasah
Ibtidaiyah (MIS) Al- Mujtahid
2.
Madrasah
Tsanawiayah (MTs) Al – Mujtahid
3.
Madrasah
Aliyah (MAS) Al- Mujtahid
b.
Pendidikan
Kepesantrenan
1.
Madrasah
Diniyah Ula
2.
Madrasah
Diniyah Wustho
3.
Madrasah
Diniyah Ulya
c.
Pendidikan
Ektrakulikuler
1.
Hadrah
2.
Rabbana
3.
Pencak
Silat
4.
Kursus
Bahasa Asing